Bab 795
Nindi memegang lukisan itu, lalu tersenyum sinis sambil menatap wanita licik itu.
Sania sendiri tak bisa menebak maksud asli dari Nindi. Jadi, dia hanya bisa menjawab ragu-ragu, "Kelihatannya memang agak mirip, tapi nggak sepenuhnya sama. Soalnya ini kan cuma gambar buatan manusia, bukan foto. Siapa yang bisa menjamin hasilnya seratus persen akurat?"
Sania sudah menyiapkan jawaban itu dari awal.
Lagi pula, siapa yang bisa memastikan lukisan hasil tangan orang benar-benar identik dengan aslinya?
Nindi tahu betul jika wanita licik ini pasti akan cari-cari alasan. Karena itu, dia langsung melemparkan lukisan itu kembali ke arah Sania. "Kalau nggak mirip, ya, ubah lagi. Terus ubah sampai jadi lebih mirip!"
Dia tak akan memberi Sania kesempatan sedikit pun untuk lari dari kenyataan.
Sania terkena lemparan itu hingga wajahnya berdebu. Dia kesal bukan main, lalu menatap Witan dengan terisak, "Kak Witan ... dari tadi duduk terus, badanku rasanya nggak enak. Boleh nggak aku istirahat sebentar?"

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ