Bab 41
Nadine tidak menyangka Arvin sampai mau melindunginya dengan cara menentang ibunya sendiri.
Gisel tertegun sesaat, lalu mendadak tertawa marah.
Dia menunjuk Arvin dan Nadine dengan tangan gemetar, "Satu berani menghindar, satu lagi berani melindungi! Kalau Rainer masih hidup, dia nggak akan memperlakukanku seperti ini! Dia juga nggak akan membiarkan kalian menghinaku begini!"
Kepala Nadine terasa mau pecah. Dia berusaha bicara dengan sabar dan lembut, "Ibu, kami nggak bermaksud begitu."
"Kalian? Masih bilang kalian? Keluar! Keluar!"
Gisel menunjuk ke arah pintu dan berteriak. Dia menatap Arvin dan Nadine penuh kebencian, "Arvin! Kamu itu memang suka merebut barang kakakmu! Dari dulu kamu selalu begitu! Keluar!"
Merebut barang kakaknya?
Apa maksudnya?
Sebelum Nadine sempat berpikir lebih jauh, Arvin menggenggam tangannya dan memotong pikirannya serta berkata pada Gisel, "Jaga diri, Ibu."
Arvin menggandeng Nadine dan langsung pergi tanpa ragu.
Sinar matahari sore terik sekali dan menyila

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ