Bab 219
Saat hampir selesai makan, Victoria menatap wajah Julian, menggigit sumpit, dan mengerutkan keningnya.
Julian menyadari tatapannya. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kamu terus menatapku hari ini, apa ada yang mau kamu katakan?"
Victoria tertawa sinis dan bertanya, "Apa kamu nggak merasa ada yang aneh setelah memakan kue itu?"
"Nggak ada, kok."
Julian tampak tenang dan baik-baik saja.
Victoria mengangguk. "Baiklah. Tapi ... kamu mimisan, loh?"
Julian mengangkat tangannya dan melihat darah yang menempel di tangannya.
Dia terdiam. Tampak agak bingung dan malu.
Victoria meletakkan sumpitnya. "Aku sudah selesai makan. Kamu makan pelan-pelan saja. Aku harus pergi dulu, jaga kesehatanmu. Banyakkin minum teh hangat untuk meredakan panas dalam."
Setelah mengatakan itu, Victoria mengambil tasnya dan segera keluar dari kantor.
Ini konyol. Kalau dia tidak segera pergi, dia akan ditangkap Julian dan dijadikan alat untuk memuaskan hasratnya!
Sejak hari itu, Eva tidak lagi menyuruh Bi Mery untuk m

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ