Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 110 Ini Keputusan Pak Yansen

"Aku nggak bisa, tapi Sigit bisa?" Yansen mengerutkan alis tebalnya, mata hitamnya tidak mau melewatkan sedikit pun perubahan emosi di wajah Kirana. Kirana berpikir selama beberapa detik, tetapi dia tidak menjawab. Sebaliknya, dia balik bertanya, "Kali ini ibuku memaksa aku harus membawa pacar untuk menemuinya. Kalau nggak, dia nggak mau operasi. Aku mengajak Sigit, awalnya kukira bisa menutupi keadaan, tapi tiba-tiba ibuku minta orang tua Sigit juga datang ke ruang rawat, dan harus segera saat itu juga! Kalau waktu itu aku mengajak kamu, apa orang tuamu bisa datang?" " ... " Jawabannya tentu saja tidak bisa. Bukan hanya Yansen yang tahu, Kirana juga sangat paham. Karena statusnya yang tinggi itu jelas tidak mungkin! "Jadi, kamu bisa mengerti, 'kan?" tanya Kirana hati-hati. Namun, Yansen tidak berkata apa-apa lagi. Pria itu mengatupkan bibirnya, dan wajahnya kaku. Dia langsung mengenakan pakaian, bahkan tanpa mengoleskan obat, lalu beranjak keluar kamar begitu saja! Kirana menatap pung

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.