Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 219 Pertemuan Terakhir Kami

"Setuju?!" Mata Janna terbelalak bulat. Semula dia mengira Yansen tidak akan setuju begitu cepat. Kirana tidak berkata apa-apa. Melihat adiknya hendak mulai cerewet, Sigit segera memotong pembicaraan, "Kalau begitu biar aku antar kamu pulang, Kirana, kalian bicaralah dengan tenang, jangan sampai dirimu terluka ... juga anak di dalam kandunganmu." Dia sengaja mengingatkan, sambil memperhatikan reaksi Kirana. Jika tadi dia hanya asal bicara soal ingin mempertahankan anak itu, maka dia tidak akan peduli dengan keselamatan anak itu, dan akan menanggapinya dengan santai. Tapi jika di dalam hatinya dia memang ingin mempertahankannya, meskipun hanya sekadar pikiran, dia pasti akan mengiakan secara tidak sadar. Suasana seakan membeku, beberapa detik terasa seperti berabad-abad lamanya. Perlahan Kirana mengangkat kepala, suaranya serak hingga hampir tak terdengar seperti miliknya. "Bolehkah ... aku mempertahankannya ... " Kalau begitu, bukankah dia benar-benar akan mengulang jalan ibunya! Dia b

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.