Bab 6 Pahit di Hati
Memandang punggung mereka berdua yang pergi, aku tiba-tiba tersadar.
Pantas saja dia tak pernah membawa Cesilia pulang, ternyata karena takut dia alergi bulu anjing.
Perawat muda itu tampak cemas ingin memanggilnya, tetapi aku menahannya.
"Nona Joselin, dia suamimu 'kan? Ini keterlaluan banget."
Perawat itu masih muda, mungkin baru lulus, jadi agak terbawa emosi.
Aku hanya menggeleng pelan. "Tak apa, kami akan bercerai. Kalau dia tetap di sini, mungkin aku malah lebih cepat mati."
Hal yang paling tabu bagi wanita adalah marah.
Entah karena selama tiga tahun ini aku selalu menahan diri, jadi kankernya kambuh lagi.
Setelah keributan itu usai, barulah dokter mulai menjadwalkan ulang operasinya.
Mungkin karena merasa agak bersalah padaku, setelah memastikan hasil pemeriksaanku nyaris lolos, dokter langsung mengatur operasinya.
Entah apa memang karena kantong keberuntungan dari bibi sebelah rumah itu berfungsi atau bukan ....
Awalnya dokter bilang tingkat keberhasilan operasi kambuh kedua i

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ