Bab 45
Kemudian, Sania menyadari reaksinya agak berlebihan. Setelah berkedip, dia duduk kembali di sofa.
Sania mengerucutkan bibir, lalu melanjutkan, "Ayah, ini urusan antara aku dan Eric. Kenapa harus melibatkan orang tua?"
Ketika melihat reaksi Sania yang begitu besar, mata Diego menyipit.
Dalam sekejap, Diego sudah menyusun sebuah rencana dalam hatinya.
"Masalahmu dan Eric bukan hanya urusan kalian berdua! Ini adalah urusan Keluarga Lutanza dan Keluarga Ravan! Nanti aku akan menemui ...."
Sebelum kata-kata Diego selesai, Sania sudah memotongnya, "Ayah! Aku tiba-tiba merasa apa yang kamu katakan sangat masuk akal. Jadi ... aku memutuskan untuk memikirkannya lebih matang lagi."
"Benarkah?" Diego menatapnya dengan ekspresi skeptis.
Sania tersenyum sedikit kaku. "Ya."
Sepertinya sekarang, urusan perceraiannya dengan Eric tidak hanya harus disembunyikan dari Nenek, tetapi juga dari ayahnya.
"Ini baru benar!" Diego tersenyum.
Selanjutnya, mereka berdua mengobrol tentang hal lain.
Mereka baru tur

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ