Bab 212
Adsila mengerutkan alisnya. "Tapi ...."
Pamela sudah membawa keluar kuda itu. "Ayo, aku akan coba menungganginya."
Adsila masih sangat khawatir. "Bibi, apa kamu mau pertimbangkan dulu? Kuda ini sangat sulit dijinakkan!"
Pamela tersenyum. "Nggak usah, aku merasa kuda ini ada jodoh denganku."
"Baiklah, nanti saat kamu menungganginya, kamu harus hati-hati!"
"Baik, aku sudah tahu."
Stevi menarik kudanya sambil mengikuti mereka dari belakang, lalu menatap Pamela dengan menghina ....
Stevi merasa sebentar lagi dia akan melihat wanita kampung yang tak tahu diri akan jatuh dari kuda, saat itu dia mau lihat Pamela masih bisa bilang kuda ini ada jodoh dengannya atau tidak!
Sebenarnya kaki Stevi tidak lagi sakit, tetapi demi menyatakan lukanya sangat parah, jadi dia harus pura-pura berjalan dengan pincang.
...
Justin menunggang kuda merah marun untuk datang mencari mereka. Ketika dia melihat Pamela membawa kuda berwarna putih itu, dia kaget dulu, baru mengerutkan keningnya.
"Pamela, beraninya kam

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ