Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 268

Satu jam kemudian, malam semakin pekat. Yavin mengenakan rompi anti peluru, bersiap masuk ke reruntuhan kota bersama Shani Santha untuk mencari Wana. Namun seorang dokter pria berkata, "Biar aku saja yang masuk. Shani, kamu tunggu di luar." Dia menepuk dadanya dan lanjut berkata, "Ini urusan pria." Pukul sembilan malam, Yavin dan pria itu berjalan beriringan, hati-hati melangkah ke kota mati di depan mereka. Di tanah, ada bekas darah, asap mesiu, dan jejak ledakan. Yavin berkata pelan, "Kamu nggak perlu ambil risiko. Ini bukan urusanmu." "Aku nggak mungkin membiarkan wanitaku masuk ke tempat berbahaya." Pria muda berambut pirang dan bermata biru itu menatap Yavin dengan semangat yang sedikit nekat. "Kalau aku biarkan dia masuk, apa aku masih bisa disebut sebagai pria." "Kamu menyukai Shani, ya?" Yavin menatapnya. Pria muda ini baru datang tahun lalu, namanya Leo. Sudah delapan bulan di sini, seorang dokter asal Negara Iskordia. Meskipun masih kurang terampil di ruang operasi, otaknya s

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.