Bab 46
Myria bisa merasakan tatapan penuh penilaian dari sopir itu.
Dia tidak tahu apakah sandiwara telepon tadi terdengar terlalu dibuat-buat. Dia juga tidak tahu apakah sisa 40 menit perjalanan akan berjalan aman. Yang dia tahu, rasa panik dan ketidakberdayaan membuatnya terus waspada, matanya tidak lepas dari jalanan di luar jendela.
Begitu rute mobil sedikit menyimpang dari jalur yang dia kenal, tubuhnya langsung menegang seperti senar yang ditarik.
Sopir masih terus mencari celah untuk mengobrol, ucapannya tetap bernada mengganggu dan melecehkan.
"Cantik banget kulit kamu, pasti halus banget. Suami kamu beruntung."
"Mobil ini nggak dingin kok, lepas saja jaketnya."
"Suami kamu dokter, ya? Pasti kaya. Kalau nggak, mana bisa punya istri secantik kamu."
Sekitar 20 menit berlalu.
Ponsel Myria berdering.
Nama Yavin muncul di layar.
Dia langsung menjawab.
"Halo."
[Aku sudah di depan gerbang perumahan.]
Hanya satu kalimat, tetapi bagi Myria itu seperti pelampung di tengah laut.
Dia segera melap

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ