Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 41

Di vila. "Hatchi!" Kezia menutup hidungnya, wajahnya yang tadinya memerah karena emosi sekarang jadi pucat pasi, matanya juga berair. Melihat Kezia bersin terus menerus, Reynald tiba-tiba berhenti. Ukh .... Sakit sekali! Kezia mengelus hidungnya, lalu mendongak melihat Reynald dengan tatapan marah. "Aku juga sangat menyayangkan aku nggak mati aku. Kalau nggak, kamu langsung tusuk saja aku pakai pisau, jangan menyiksaku begini!" Dia alergi serbuk bunga, tapi Reynald malah membawanya kemari. Apa Reynald merasa penderitaan yang dia alami sebelumnya masih kurang? Melihat mata Kezia yang semakin merah, bahkan tubuhnya juga mulai memerah, muncul kepanikan yang sangat jarang muncul di mata Reynald. "Kapan aku pernah bilang mau kamu mati? Kamu ini sebenarnya kenapa?" Reynald bisa-bisanya bertanya? Kezia memelototinya dengan galak. "Memangnya aku bisa kenapa? Paling sudah mau mati." Setelah itu, dia bersin lagi. Namun, tadi di mobil Kezia masih baik-baik saja. Muncul kekesalan lagi di hati Reyn

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.