Bab 236 Elisa Diberi Obat Bius hingga Tidak Sadar?
Janice tersenyum manis sambil berujar, "Elisa bertemu dengan teman lamanya."
"Teman? Berarti hubungannya sangat baik. Kawan, mari ikut kami pulang bersama-sama," kata Hendro dengan antusias sambil meletakkan tangannya di pundak Hariadi.
Hariadi segera menggelengkan kepalanya sambil berujar, "Tidak perlu, aku punya mobil."
Sambil berkata demikian, dia melihat ke arah Elisa dan melanjutkan, "Dokter Elisa, aku duluan, ya. Hati-hati ... di jalan!"
Kalimat terakhirnya diucapkan dengan sangat berat. Hariadi yakin, dengan kecerdasan yang dimiliki Dokter Elisa, dia pasti bisa menyadari sesuatu.
Tanpa disangka, Elisa malah menanggapi sambil tersenyum, "Jangan khawatir, Om. Ada Ayah dan Ibu yang menjagaku dia sepanjang perjalanan, tidak ada masalah."
Selesai berbicara, Elisa menunduk dan melahap mi di depannya.
Saat melihat hal itu, Hendro melepaskan tangannya, lalu berkata dengan ekspresi yang tampak terharu, "Putriku ... "
Hariadi merasa sangat panik. Kenapa Dokter Elisa ini begitu ceroboh?
Na

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ