Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 22 Hidup Seperti Orang Tanpa Jiwa

Hari keluar dari rumah sakit akhirnya tiba. Gisella tidak ingin menyembunyikan dari orang tuanya bahwa hubungannya dengan Juvent telah berakhir. Dia telah bertekad untuk pulang ke rumah. Kak Shinta berulang kali membujuknya, "Nyonya, nggak boleh begitu. Pak Juvent menyuruhku harus menjemputmu pulang!" Gisella menjawab datar, "Kak Shinta, jangan panggil aku Nyonya lagi. Aku dan Juvent sudah ...." Belum sempat percakapan itu berlanjut, sosok pria tegap tinggi tiba-tiba muncul di pintu. Gisella tidak ingin berdiam bersamanya di satu ruangan. Dia hendak mengikuti Kak Shinta keluar. Sepasang tangan besar dan hangat tiba-tiba membungkus tubuhnya dari belakang. Suaranya terdengar penuh lelah dan getir, "Gisella, jangan marah lagi padaku, ya?" Pelukan yang datang begitu mendadak itu adalah kehangatan yang dulunya selalu dia rindukan. Akan tetapi, tubuhnya kini tidak merasakan sedikit pun kehangatan itu. Hatinya yang telah remuk, dipenuhi rasa dingin yang merambat hingga ke seluruh tubuh. Gisel

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.