Kesal
Daniel tersenyum lega memperhatikan foto sang istri yang tampak menggemaskan sedang mengenakan daster. Istrinya itu ternyata sedang memasak rupanya.
Ia tak bosan-bosannya memandangi foto itu dari benda pipih yang selalu dibawanya kemana-mana.
“Bunda ini, bukannya bantuin. Malah asyik-asyik main hp aja,” gerutunya. Memang sich, karena Bundanya itu dia tahu istrinya sedang apa? Tapi apa Bundanya itu tidak kasihan dengan istrinya yang tengah hamil muda apa, dibiarkan memasak seperti itu?
“Pak, sedang apa? Kenapa tersenyum seperti orang tidak waras begitu?” celetuk Zio tiba-tiba.
“Astaga! Kamu ini ngangetin aja tau!” sahutnya kesal. Daniel mengusap-ngusap dadanya pelan. Diletakkannya dengan cepat ponselnya itu ke atas meja.
“Kalau masuk itu harusnya ketuk pintu dulu Zio!” kata Daniel meningatkan.
Wajah Zio langsung berubah masam. “Saya sudah mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Sepertinya pendengarakan Anda bemasalah Pak!” ketusnya.
“KAMU?!” Daniel melotot tajam kepada Zio.

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ