Bab 2678
Ardion berlutut di hadapan sebuah lukisan.
Lukisan itu menggambarkan seorang pria paruh baya, dengan senyum samar di ujung bibirnya, menatap ke kejauhan pada hamparan pegunungan dan sungai yang megah.
Itu adalah potret Kaisar Pendiri!
Dia tetap berlutut, diam tanpa sepatah kata pun.
Saat itu, suara tenang terdengar dari belakangnya, "Bangunlah."
Ardion menggelengkan kepala perlahan. "Semua ini salahku, Ayahanda. Karena akulah, Ayahanda harus mundur di hadapan seorang pemberontak!" ujarnya.
Kaisar menatapnya, lalu berkata, "Nggak seorang pun menyangka bahwa di balik Saka masih ada sosok yang lebih mengerikan. Ini bukan salahmu."
Ardion terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku tahu bahwa Reagan sedang berlatih di dalam alam rahasia. Panggil dia keluar, aku bersedia menyerahkan posisi ini padanya."
Kaisar tersenyum tipis, lalu dengan tenang menjawab, "Inilah sebabnya mengapa aku memilihmu sebagai putra mahkota. Karena kamu nggak haus akan kekuasaan. Aku menyukai sikap seperti itu. A

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ