Rindu yang Terbalaskan
“Silakan, Nyonya.”
Liora terdiam sesaat memandangi sosok dengan tubuh tegapnya duduk lurus, tanpa menyapa atau bahkan sekadar menoleh pada Liora yang ingin masuk ke dalam mobil. Ia sedikit menelan saliva susah payah mendapati rahang tegas yang menutupi matanya dengan kacamata hitam, begitupula mantel panjang berwarna selaras yang memperlihatkan sisi gelap, juga seseorang yang sedikit Liora tebak ... Dingin.
Perlahan, ia mengambil duduk di samping lelaki itu. Mobil belum berjalan, meskipun pintu sisinya sudah tertutup.
Tiba-tiba, rasa gugup itu menjalar di dalam tubuh Liora. Ia meremat jemari tangan, berusaha berpikir positif atau setidaknya ... Mertuanya tidak akan mendiaminya sampai di tempat, bukan?
“Aku Alexander Harcourt.”
Napas Liora tercekat saat kepala itu teralihkan padanya. Ia bisa mendapati lelaki dengan rahang tegas, menatapnya intens. Sampai ia membuka kacamata dan Liora memastikan jika lelaki ini cukup mirip dengan Christopher.
Bahkan, memiliki manik biru yang sama.
“Kau .

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ