Bab 138
Xander tiba-tiba memanggilnya.
Shania berbalik dan bertanya, "Pak Xander, ada yang bisa kubantu?"
Xander menatapnya, kemudian pria itu menunjuk ke arah pipi Shania.
Shania tetap tersenyum, tetapi hatinya bingung.
Apa maksudnya?
Ada apa dengan pipinya?
Xander melambaikan tangan ke arah Shania yang masih kebingungan.
Shania menghampirinya.
Tiba-tiba, Xander berdiri dari kursi. Seketika itu juga, tubuh Xander yang tinggi besar menghalangi semua pandangan di hadapan Xander, bahkan udara di sekitarnya pun penuh dengan aroma tubuh Xander.
Tangan pria itu mendarat di pipi Shania.
Saat jarinya menyentuh kulit, Shania merasakan getaran halus yang menjalar dari wajah hingga ke leher.
"Kamu ... " Shania terkejut hingga membelalakkan mata dan berjalan mundur.
"Wajahmu kotor."
Suara Xander terdengar lembut. Xander menunjukkan ujung jarinya yang ada bubuk kopi berwarna coklat kepada Shania.
Shania tidak tahu harus berbuat apa.
Shania mengatupkan bibir. "Terima kasih, tapi lain kali kamu bisa memberi

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ