Bab 250
Ketika Shania sedang mempertimbangkan untuk membuang semua isi tas belanjaan itu, tiba-tiba lengannya ditarik oleh Xander. Pria itu menggandeng tangannya.
Telapak tangan pria itu lebar dan hangat. Genggaman tangannya membuat Shania merasa aman.
Setelah berjalan cukup jauh, Shania baru tersadar dan berkata, "Tangan … "
"Ayo pergi dulu," kata Xander memaksa. Bukannya melepas, pria itu justru menggenggam tangan Shania makin erat.
"Ada apa?"
Shania juga dibuat tegang.
Ketika mau menoleh, wajah Shania ditahan Xander. "Jangan menoleh. Dia mengejar kita."
" … "
"Jevan mengejar?"
"Sampai kapan ini berakhir? Kalau kami nggak kembali ke hotel, dia juga nggak bisa tidur, 'kan?" pikirnya dalam hati.
Shania merasa kesal sekaligus capek.
Namun, dari mana Jevan tahu mereka ada di tepi danau?
Xander menggenggam tangannya, melangkah dengan tenang dan mantap melewati taman bunga, lalu berputar-putar di dalam hutan bambu. Saat mereka tiba di pertigaan, Xander tidak memilih untuk terus maju, melainkan ber

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ