Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม
Pelabuhan TerakhirPelabuhan Terakhir
โดย: Webfic

Bab 284

Anak kucing itu ketakutan oleh cahaya, tetap tidak mau keluar. Shania berdiri dari sisi ranjang. "Nanti aku belikan makanan enak buat dia, kalau cium aroma wangi, dia pasti keluar." Xander juga berdiri, lalu duduk di tepi ranjang. "Shania, kamu suka sama anak kucing ini?" "Suka. Siapa yang bisa tahan melihat makhluk kecil selucu ini." Shania menjawab seolah-olah itu hal paling wajar. Namun, tidak lama, dia mulai bingung. "Tapi, anak kucing ini dari mana datangnya?" Xander menjawab, "Oh, aku tebak itu hadiah dari Sigit." Mata indah Shania agak menyipit, dan dia berkata di dalam hati, "Hadiah dari Pak Sigit buat istri kecil kesayangannya, eh, suami kecil kesayangannya?" Pak Sigit memang benar-benar hebat! Xander mengetuk ringan kening Shania dengan jari. "Jangan berpikir yang aneh-aneh." Shania mengusap keningnya sendiri. Bagaimana bisa dia tidak berpikir yang aneh-aneh, mereka sendiri yang asyik memamerkan cinta di depan Pak Simon, 'kan? "Shania." Dia tiba-tiba memanggil lagi. "Hm?" Sha

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.