Bab 640
Sigit berhenti bergerak dan mencoba terlihat biasa saja. "Kita bertemu lagi, Bu Siska."
Tatapan Siska tampak kabur dan tidak fokus.
Dia menatap wajah tampan di bawah sinar rembulan dalam kegelapan ini cukup lama. Kedua matanya lalu mulai melebar dan tampak berbinar. Kemudian Siska tiba-tiba saja berseru, "Kakek!"
Sigit sontak kaget.
Kenapa memanggilnya begitu.
"Panggil kakak saja, jangan kakek. Aku merasa keriput dipanggil begitu."
"Kakek!" Siska malah mengabaikannya. Dia punya jalan pikiran sendiri. Dia menoleh ke kanan dan kiri, lalu mendongak ke atas lubang, dan berteriak putus asa, "Apa kita dimakan siluman ular dan dibawa ke dalam guanya?"
Sigit bingung harus jawab apa.
Siluman ular?
Gua?
Lalu kakek ... tokoh dalam animasi klasik itu, ya.
Sigit memutar wajah Siska agar wanita itu menatapnya. "Kamu anak ke berapa?"
"Aku Siska, cucumu. Kakek, kamu sudah lupa?" Siska menatapnya sedih. Mereka sudah lama saling mengandalkan, tapi dia malah dilupakan.
Halusinasi dari efek racun pada tub

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ