Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 19

"Aku kan nggak bilang nggak setuju, kenapa kamu terlihat begitu putus asa?" Sambil berbicara, Jayden melirik gelas anggur merah di depanku sambil tersenyum dan berkata, "Emily, kalau ini bak air, mungkin kamu akan melompat ke dalamnya." " … " Aku tidak menyangka Jayden tiba-tiba bercanda denganku. Aku langsung mendongak dan menggigit bibirku. "Aku tahu datang tiba-tiba untuk meminta bantuanmu itu kurang bijaksana. Tapi, kalau Kak Jayden nggak mau bantu, aku juga paham, kok ... " Jayden bersandar di sandaran kursi, lalu menyelaku, "Kalau kamu ingin aku membantumu, bisa saja. Tapi, Emily, dalam persahabatan, bukankah kita harus saling membantu?" Begitu mendengar dia setuju untuk membantuku, ekspresi kegembiraanku seakan tertulis di dahiku. "Tentu saja bisa!" "Aku belum bilang apa yang perlu dibantu, kamu sudah menyetujuinya secepat itu?" Jayden melihatku sambil tersenyum tidak jelas, lalu menarik sudut bibirnya dan berkata, "Nggak takut aku menjualmu?" Aku tersenyum sembari berkata, "Bag

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.