Bab 159
Mendengar perkataannya, raut wajah Yevani menjadi sangat muram.
Tangan yang memegang kacamata hitam itu terus mencengkeram dengan kuat, ujung jarinya tampak sedikit memucat.
"Memangnya kamu tahu apa?" Yevani marah hingga dadanya bergetar. "Jangan kira kamu sangat mengenalku!"
"Tentu saja aku tahu seberapa liciknya dirimu, seberapa pandainya kamu berpura-pura ... " Dreya tersenyum acuh tak acuh. "Terutama di depan Javi dan Yovano."
Yevani tanpa ragu langsung mengangkat telapak tangannya dan mengayunkannya ke arah pipi Dreya.
"Stop!"
Sebuah suara berat tiba-tiba terdengar dari arah meja resepsionis.
Dreya awalnya ingin mengulurkan tangannya untuk menghalangi tamparan itu, tetapi dia sudah terlambat.
"Plak!"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
Pipinya langsung terasa sakit, dalam sekejap rasa sakit itu pun menyebar ke hatinya. Rasanya sangat tidak nyaman.
Saat dia menoleh kembali, Candra sudah berada di depannya. Pria itu merentangkan tangan untuk melindungi dirinya. Candra dengan

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ