Bab 228
Setiap kali melihatnya menahan diri seperti ini, entah kenapa Dreya selalu merasa tersentuh.
Pria itu memegang betis Dreya dan berkata, "Karena kamu sedang masa khusus, kenapa kamu nggak pakai baju yang lebih tebal? Betismu masih kelihatan begini, kalau kamu kedinginan gimana?"
Jantung Dreya seketika berdebar kencang.
Perhatian yang tiba-tiba ini membuatnya merasa tersentuh.
Sudah lama tidak ada yang peduli padanya seperti ini ...
Pria itu melepas jaketnya dan langsung menutupi paha Dreya. Suaranya terdengar rendah. "Kamu beli tiket kereta untuk jam berapa?"
"Besok jam 3 sore."
Mendengarnya, Rafael langsung berkata tanpa ragu, "Kembalikan tiketnya, besok pagi ikut aku pulang saja. Aku akan menjemputmu tepat jam 10."
"Nggak usah, aku bisa pulang sendiri."
"Situasimu sekarang sangat berbahaya, nggak bagus kalau kamu pulang sendirian."
Pria itu duduk di sampingnya, Ketika Dreya menoleh untuk melihatnya, matanya yang berkilau tampak begitu dingin.
Barulah Dreya teringat dengan orang yang i

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ