Bab 216
Prang!
Pecahan kaca terserak dan pergelangan kaki Lily terasa agak nyeri, tetapi dia tidak sempat memikirkannya.
Melihat Karina dikelilingi pecahan, dia tidak bisa menahan diri untuk mengernyitkan dahi.
"Ibu di situ saja, jangan bergerak. Aku akan ambil sapu ..."
"Biar aku saja." Felix menyela, "Lily, kamu jangan gerak juga. Aku yang urus."
Dia segera mengambil sapu, lebih dulu membersihkan pecahan kecil di sekitar Lily, lalu menangani pecahan di sekitar Karina.
Karina memperhatikan Felix seraya bicara, "Felix, kamu cukup akrab dengan rumah Lily, ya? Aku sudah beberapa hari di sini, tapi belum tahu di mana sapu."
Gerakan tangan Felix terhenti sesaat, lalu dengan tenang menjawab, "Aku pernah datang sekali bersama Yunia, ingatanku cukup bagus."
"Anak muda ingatannya bagus, ya," balas Karina sopan.
Setelah Felix selesai membersihkan, dia berkata kepada Lily. "Sudahlah, Ibu malah bikin repot. Kamu urus sendiri saja."
Setelah berkata begitu, Karina kembali ke kamarnya.
Yunia, yang duduk di

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ