Bab 406
Yunia cemburu setengah mati. Aksi lembut Felix langsung membuat Lily merasa canggung dan tidak nyaman. Roti dan bubur itu masih terlihat panas, seakan bisa membakar tangan jika dipegang terlalu lama.
Felix tidak berniat menghiraukan Yunia. Dia hanya membalas dengan tenang, "Kalau tanganmu lumpuh satu, baru aku suapi."
Yunia terkejut bukan main. Pipinya mengembung kesal. Wanita itu berdiri dengan tangan terkacak di pinggang. Dia melayangkan tatapan marah ke arah Felix. "Cuih! Amit-amit! Perhatian sama Lily saja, sana! Aku nggak butuh Kakak!"
"Baper amat, cuma bercanda, kok." Felix menunjuk ke arah meja kopi yang menampakkan sekotak roti abon yang terpampang nikmat. "Tuh, punyamu ada di sana."
"Hehe, sudah kuduga, kakakku memang yang terbaik!" Yunia menepuk bahu Lily sambil tersenyum lebar. "Mulai sekarang, ikuti aku dan panggil aku Kakak. Aku jamin, kamu bakal bahagia seumur hidup."
Lily hanya tersenyum dan mengangguk. "Kalau gitu, aku nggak bakal sungkan. Mulai sekarang dan seterusnya,

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ