Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 430

Sampai hari ini, Shita masih menjadi duri dalam hati Lily. Sandy sendiri yang menusukkan duri itu. Meskipun Sandy tidak menyadari bahwa Shita begitu tajam, tetap saja Lily terluka karenanya. Sandy terlalu fokus pada benar atau tidaknya sesuatu, tanpa memedulikan detail kecil. "Kalau sudah gitu, kamu bakal balik ke keluarga Febrianto atau nggak?" Yunia perlahan-lahan menguji perasaan Lily. Lily menjepit rambut yang jatuh di bahunya dengan satu tangan, melilitkannya di jari-jarinya, dan menggelengkan kepalanya. Lily tidak ingin kembali. Namun, dia tidak tahu bagaimana berkomunikasi hal ini dengan Sandy. "Ibuku bilang, Sandy sialan mirip Bibi Marsha." Yunia berbisik. "Ibuku bilang, ibu mertuamu sekeras baja antikarat. Untungnya, Paman Salim nggak keberatan sama sikapnya yang keras dan dingin." Lily mencibir. Dia harus mengakui bahwa istilah itu sangat cocok untuk Marsha. "Ibuku juga bilang, kalau kita benar-benar mencintai seseorang, kita harus menoleransi kekurangannya. Sama kayak Sandy

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.