Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 766

"Heh ... tapi percuma. Aku nggak bakal kasih tahu kalian." Nadira memelotot saking marahnya. Seandainya Lestari tidak terbaring di tempat tidur operasi, dia pasti sudah mencincang perempuan itu. Beni menggertakkan gigi. Sorot matanya dingin dan kejam. Tangannya yang besar mencengkeram leher Lestari. "Kamu mau ginjalmu diambil semua?" Lestari bukannya tidak takut, dia hampir pingsan mendengar ancaman itu. Namun, dia memberanikan diri dan tersenyum sinis. "Beni, kalau ginjalku diambil semua, aku bakal mati." "Kalau aku mati, anak kalian akan hilang selamanya!" "Mayatnya pun nggak akan pernah kalian temukan. Hahaha ... " Lestari tertawa seperti orang gila. Suaranya parau. Nadira memalingkan muka dan menutup wajahnya dengan sedih. Air matanya menetes tanpa suara. Beni segera memberi perintah kepada Sada, "Suruh pengawal mengawasi dia dengan ketat. Panggil polisi buat menginterogasi dia setiap hari!" Dengan perlahan, Beni memapah Nadira yang sudah tampak letih. Lestari didorong kembali ke r

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.