Bab 2552
Tetua Tanpa Malam duduk bersila di atas batu dengan rambut putihnya yang tergerai. Dia memandang Surya dengan matanya yang jernih dan cerah. Sambil membelai janggutnya, dia membalas, "Pertanyaanmu memang bagus. Aku bisa memberitahumu kalau nggak ada perbedaan antara ruang tanpa malam dan ruang di bumi. Penduduk di sini sama dengan penduduk yang ada di bumi. Mereka punya darah dan daging, nggak ada bedanya."
Saat mendengar ini, Surya merasa sangat marah, lalu dia berkata, "Kalau begitu kenapa ujian ini begitu kejam? Apa nggak bisa membuat ruang ilusi seperti fatamorgana? Kalau ruang tanpa malam sama seperti fatamorgana yang hanyalah ilusi, penduduk di sini bisa terhindar dari bencana!"
Surya menggertakkan gigi sambil bertanya, "Bukankah mereka nggak harus mati?"
Tetua Tanpa Malam membalas, "Surya, aku bisa memahami perasaanmu. Tapi kamu harus tahu kalau masalah hidup dan mati adalah hukum alam. Ini adalah bagian dari aturan ruang. Selain itu, kalau kamu hanya berlatih di dalam ilusi, ka

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์
ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ
เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ