Webfic
เปิดแอป Webfic เพื่ออ่านเนื้อหาอันแสนวิเศษเพิ่มเติม

Bab 8

Grup Vianto sekarang ibarat cangkang kosong semata. Semua karyawan sudah pergi, hanya ada Edwin sendirian. Hari itu, dia benar-benar dibuat menyesal saat melihat bangunan kantor yang dulu pernah terasa begitu megah dan hidup. Kemudian, Jenita tiba-tiba muncul di lantai bawah gedung. "Edwin, ayahku menyuruhku menikah lagi dan pergi besok. Apa kamu nggak mau melihat anak kita untuk terakhir kalinya?" Edwin sedikit luluh. Dia pun mengangguk dan ikut Jenita ke apartemen wanita itu. Dalam temaram cahaya lilin, Jenita menuangkan segelas anggur merah untuknya. "Besok aku akan pergi jauh. Kita nggak akan pernah bertemu lagi." "Edwin, apa kamu benar-benar nggak pernah punya secuil keinginan agar kita bisa bersama?" Edwin menggeleng, dia mengangkat gelas dan meneguk habis anggurnya. "Semoga kamu bahagia dengan pernikahanmu dan semuanya dilancarkan ke depannya." Jenita menatapnya menegak habis minumannya. Dia lalu tertawa, kemudian berkata, "Keluarga Vianto memang kejam." "Waktu kalian takut ngga

คลิกเพื่อคัดลอกลิงก์

ดาวน์โหลดแอป Webfic เพื่อปลดล็อกเนื้อหาที่น่าสนใจเพิ่มเติม

เปิดกล้องโทรศัพท์เพื่อสแกน หรือคัดลอกลิงก์แล้วเปิดในเบราว์เซอร์ของคุณ

© Webfic, สงวนลิขสิทธิ์

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.