Bab 307
Aku mengingatkannya, "Ini lobi bandara. Di sini, banyak orang yang berlalu lalang dan ada anak kecil juga."
Mario mengangguk sambil berkata, "Aku tahu."
"Lalu, kamu masih mau ... " Wajahku sedikit memerah.
Mario menjawab, "Mau!"
Mendengar kata-kata yang begitu yakin ini, reaksi pertamaku adalah dia juga melihat Reynard. Dia pasti cemburu.
Mungkin Mario ingin membuatnya menyerah!
Saat memikirkan hal ini, jantungku berdegup kencang. Aku pun memejamkan mataku dan menantikan ciuman Mario di lobi bandara ini dengan penuh harap.
Namun, setelah menunggu sejenak, aku tidak mendapatkan ciumannya, malah tanganku terasa berat.
Aku membuka mata dan melihat Mario. Lalu, aku melihat ada sebuah kantong kecil di tanganku.
"Apa ini?" tanyaku dengan bingung.
Mario mengerucutkan bibirnya, memberi isyarat agar aku melihatnya sendiri.
Aku pun membuka kantong itu dengan bingung, kemudian melihat ada dua kartu ATM, sebuah buku hijau, dan sebuah buku merah di dalamnya.
Buku hijau itu adalah sertifikat pensiun

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link