Bab 342
Stephen benar-benar senang menjadi pusat perhatian. Dia bahkan tidak takut dilaporkan karena berhubungan dengan mafia.
Berhubung Stephen sedang berkunjung, aku tentu tidak bisa masuk. Namun, aku tidak ingin kembali ke kamar Alice. Akhirnya, aku pergi ke taman kecil di rumah sakit.
"Kak, boleh temani aku main bola?" Tidak lama setelah aku duduk di bangku taman, seorang gadis kecil berusia sekitar empat tahun berlari mendekatiku. Dia menatapku penuh harap.
Aku tidak ingin bermain, tetapi saat melihat tatapan memelas gadis itu, aku tidak mampu menolak. "Oke."
Tadinya aku berniat untuk bermain sebentar saja dengan gadis kecil itu. Namun, saat kami sedang bermain, aku teringat akan potongan memori masa kecil ketika aku bermain bola dengan orang tuaku.
"Kak, kamu agak bodoh, ya."
"Kak, kamu kena bola lagi."
"Kak ... "
Gadis kecil itu sudah kutemani bermain, tetapi masih saja mengejekku. Namun, aku tetap merasa senang.
"Tasya!"
Seseorang tiba-tiba memanggil gadis itu.
Aku mendongak dan meliha

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link