Bab 738
Hidungku disentil dua kali oleh Mario. "Apa otakmu nggak bisa lamban sedikit, hm?"
Aku memutar kepalaku ke kiri dan kanan. "Jangan mengubah topik, jawab aku."
Mario menangkup pipiku dan berucap, "Jangan goyang-goyang, nanti pusing."
"Beri tahu aku alasannya," tuntutku sambil menatap matanya.
Mario memiliki kebiasaan khas. Jika dia berbohong, matanya kehilangan sinarnya. Hanya saja, sebelumnya ketika dia berdusta bahwa dia tidak mencintaiku, aku tidak menyadarinya.
"Seharusnya kamu sudah tahu siapa dalang sebenarnya di balik kecelakaan waktu itu, 'kan?" tanya Mario sambil memainkan bulu mataku.
Mendengar itu, aku pun tahu bahwa dia juga sudah mengetahuinya.
"Everly, bulu matamu panjang banget, sama seperti waktu kecil," komentarnya, kembali mengalihkan topik.
Aku tidak menanggapi komentarnya, tetapi menyampaikan apa yang kupahami sendiri, "Kamu sengaja membiarkan diri terluka untuk ditunjukkan pada Calvin, 'kan?"
"Ya." Mario akhirnya mengaku, "Aku nggak bisa membiarkan Calvin tahu kalau

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link