Bab 112
"Huk, huk, huk! Bukan gitu, kamu berbeda dengan Sania. Kita adalah saudara kandung, kamu begitu penting bagiku."
Nando batuk dan memuntahkan darah.
Nindi yang tak tega melihatnya, segera mengambilkan secarik tisu.
Nando tampak bersyukur. "Aku tahu di dalam lubuk hati Nindi masih ada secuil perasaan untukku."
Nindi memalingkan wajah melihat keluar jendela dengan perasaan terhina.
Dulu dia berusaha keras mendapatkan perhatian kakak-kakaknya karena ingin dianggap dan diakui.
Pengorbanan di kehidupan sebelumnya berakhir sia-sia.
Di kehidupan ini, dia tak menginginkan semua itu, justru Kak Nando-lah yang mendekatinya.
Manusia adalah makhluk yang tak masuk akal.
Setelah mobil mereka tiba di rumah sakit, Nando diantar masuk untuk melakukan pemeriksaan.
Nindi sebenarnya ingin pergi, tetapi dokter memanggilnya, "Apa kamu keluarga pasien? Tolong bujuklah Pak Nando, penyakit lambungnya butuh pengobatan intensif, kalau tidak, bisa-bisa memburuk menjadi kanker lambung."
Raut muka Nindi tampak datar

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link