Bab 166
Cakra yang duduk di kursi penumpang depan, mendongak dan menatap ke arah kaca spion. "Sekarang juga belum terlambat."
Nindi justru terlihat santai. "Eh, omong-omong, aku merasa aneh. Kenapa Yanuar ternyata malah nggak permasalahkan hal ini ya? Dia juga meminta aku untuk nggak perlu minta maaf."
"Lagian, bocah itu yang duluan cari masalah, 'kan? Menurutku, dia pasti sadar kalau itu adalah kesalahannya sendiri," Zovan langsung menimpali, meski nada bicaranya terdengar agak canggung.
"Masa sih?"
Nindi merasa ada yang janggal.
Setahu Nindi, di kehidupan sebelumnya Yanuar bukanlah tipe pria yang berlapang dada.
Namun, bisa jadi ini juga ulah Sania. Lagipula, perempuan licik itu hanya bisa menghalalkan segala cara agar terlihat "patuh" di depan para kakak keluarga Lesmana.
Setibanya di apartemen, hari sudah petang.
Ponsel Nindi terus berdering. Melihat nama Kak Leo muncul di layar, dia langsung memblokirnya.
Dunia sekejap terasa lebih tenang.
Nindi tahu persis tujuan Kak Leo menelepon, dan d

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link