Bab 338
Cakra menarik pandangannya tanpa menunjukkan ekspresi, lalu berkata dengan nada tenang, "Siapa suruh mulutnya bicara sembarangan!"
Namun, dia memang tak bisa mengendalikan emosi.
Selama bertahun-tahun, dia tak perlu turun tangan langsung untuk menangani banyak masalah.
Terutama ketika mendengar pria lain melecehkan Nindi, dia sungguh tak bisa dan tak ingin menahan diri.
Dia menatap Nindi. "Kamu juga main tangan, bahkan membawa orang itu ke tempat tanpa CCTV."
"Aku juga nggak menyangka pria itu begitu menjijikkan, terus-terusan menggodaku. Aku benar-benar nggak tahan dan akhirnya memberinya pelajaran, deh."
Tak terduga situasi itu berujung tawuran.
Mungkin sekarang masalah ini akan menjadi agak rumit.
Nindi melirik luka di lengan Cakra. "Lukamu jangan sampai kena air untuk beberapa hari dan nanti kamu perlu mendapatkan suntik tetanus karena terluka oleh rak besi."
Cakra mengangguk. Saat ini, dia sebenarnya tak merasakan sakit, tetapi pikirannya sedikit kalut.
Pelatih tinju kembali. "Pak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link