Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 727

Setelah Nindi selesai berbicara, ekspresi wajah Sania tampak berubah karena menahan amarah. Dia tidak sudi untuk berlutut! Nindi bersandar santai di sofa. "Gimana? Kesempatan ini cukup menguntungkan, 'kan?" Sania justru menatap Witan. "Kak Witan, lihat tuh dia." Nindi berbicara dengan nada dingin. "Kamu 'kan bakal nikah sama Witan juga, nanti juga harus sujud ke orang tuaku. Ya sudah, sekalian sekarang saja." Setelah mendengar ucapan itu, Nando mengangguk pelan. "Omongan Nindi ada benarnya. Toh nanti juga harus sujud dan berlutut, jadi sekarang sujud duluan juga nggak masalah." Sania segera menangis dengan terisak. "Tapi, aku nggak mau berlutut sekarang." Nando memasang wajah serius. "Kalau begitu, lupakan saja gaun ini. Menurutku, yang lain juga nggak kalah bagus kok." Nindi melirik sekilas ke arah pegawai butik. "Tolong bawa lagi gaunnya." "Tunggu dulu," ucap Sania. Sania menghadang pegawai butik dengan gemetar hebat menahan amarah. Seandainya dia mengenakan gaun murahan itu hari ini

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.