Bab 737
Nindi mengambil sarung tangan untuk perawatan kecantikan di sampingnya, bersiap untuk mengambil ponsel Sania.
Sania panik dan berkali-kali menekan tombol flush. Dia tidak boleh membiarkan Nindi mendapatkan ponsel itu.
Namun, Nindi malah tertawa, lalu berdiri dan melemparkan sarung tangan itu ke wajah Sania.
Sania menjerit dan mundur, buru-buru pergi mencuci wajahnya.
Nindi menoleh dan melirik Darren dan Nando di luar. "Kalian lihat sendiri, 'kan? Selama ini dia menggunakan ponsel jadul itu untuk menghubungi ayahnya yang sudah meninggal."
"Nggak, aku nggak begitu."
Sania buru-buru menjelaskan.
Darren menatap Sania. "Kalau kamu benar-benar nggak merasa bersalah, kenapa kamu buru-buru membuang ponsel itu ke toilet?"
Sania menjawab dengan gagap, "A…aku cuma kaget."
Tatapan Nando penuh keraguan. "Apa kamu pikir kami akan percaya omonganmu?"
Sania hanya bisa menatap Darren. "Kak Darren, kamu pasti percaya padaku 'kan? Aku sudah melakukan banyak hal untuk keluarga Lesmana, tapi Nindi nggak me

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link