Bab 211
"Tidurlah." Tatapannya di balik masker dingin, tanpa perasaan, lalu dia menyusup ke tengah kerumunan yang sedang berpesta.
Thomas berbaring di bangku panjang, tidak bergerak sama sekali, seperti boneka yang ditinggalkan.
Plaza Falcon.
Baru saja Sania melangkah masuk, dia langsung terpaku oleh pemandangan di hadapannya.
Di sana berdiri sebuah donat raksasa setinggi tiga lantai, seluruhnya putih dan terbuat dari cokelat, dengan seekor burung api bertengger di atasnya, yang juga diukir dari cokelat.
Cahaya lampu menimpa burung api, tubuhnya memancarkan kilau warna-warni yang memesona, bagaikan makhluk hidup yang bergerak.
Cokelat putih perlahan mengalir dari puncak donat, seperti mata air yang berputar di bawahnya.
Sebuah panggung kristal berbentuk persegi sepanjang tiga puluh meter menopang benda raksasa itu, dikelilingi oleh permen kapas dan donat-donat kecil yang cantik.
Di sekitarnya, banyak anak-anak kecil dan gadis muda berkerumun, memegang permen kapas, dengan hati-hati mencelupkan

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link