Bab 252
"Kamu mengenalnya?" Suara Bernard terdengar sedikit terkejut.
Sania mengangguk, dengan suara berat, dia berkata, "Ya, gadis itu adalah Windi."
Saat mendengar itu, tubuh Bernard menjadi membeku.
Windi?
Tidak disangka, Windi juga datang ke Kota Mareli.
Dia datang ke sini mau bikin ribut apa lagi?
Alis Bernard agak berkerut.
Bernard menepuk punggungnya dengan lembut, kemudian menghiburnya seperti menghibur anak kecil.
"Dia akan baik-baik saja, jangan terlalu khawatir, hm?"
Sania hanya bergumam pelan, "Mm," merasakan detak jantungnya yang tenang, seolah ikut menenangkan hatinya juga.
Di luar balkon, langit tampak gelap gulita. Di kejauhan, terlihat lampu kota yang berkelap-kelip.
Bernard meletakkan dagunya di atas puncak kepalanya, suaranya memiliki nada yang aneh dan jauh.
"Hidup ini penuh ketidakpastian, kamu nggak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Aku pernah mendengar sebuah cerita, orang yang di kehidupan menguburmu dengan tangannya sendiri, di kehidupan ini justru akan men

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link