Bab 80
Kalimat itu seperti pisau paling tajam, menusuk tepat ke jantung Bernard.
Seluruh warna di wajah pria itu seketika menghilang.
Melihat ketegasan dan kebencian yang sama sekali tidak disembunyikan dalam mata Sania, dia dilanda kegelisahan yang mencekik.
Jakun Bernard bergerak naik-turun, dia membuka mulut dengan susah payah.
"Nggak apa-apa."
Dia berusaha membuat suaranya terdengar tenang.
"Asalkan kamu bahagia, aku ... aku nggak akan memaksa pengampunan darimu."
Sania hanya menatapnya dingin.
Bahagia?
Bagaimana mungkin dia bisa bahagia.
Anaknya sudah tiada, tubuhnya hancur, dan sumber dari semua penderitaan ini justru berdiri di depannya, berpura-pura bersikap mulia.
"Bernard, sekarang aku nggak mau lihat kamu."
"Keberadaanmu di sini hanya membuatku muak."
Setiap kata yang keluar seperti jarum beracun, menancap di tubuh Bernard.
Pria itu membuka mulut, ingin berkata sesuatu lagi.
"Tok tok ... "
Terdengar suara ketukan pintu.
Joel mendorong pintu dan masuk.
Pertama-tama, dia menatap Sani

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link