Bab 74
Di vila Keluarga Wenusa, jari-jari Talia tanpa sadar mencengkeram erat. Dia memaksa dirinya agar tidak panik.
Nadine menatap malam di luar jendela, "Talia, sebenarnya kamu sudah berbohong berapa kali?"
Talia menggigit bibirnya, lalu bertanya dengan nada sedikit cemas, "Nadine, kamu nggak mau cerai sama Kak Arvin, ya?"
"Kamu tebak saja."
Nada suara Nadine naik sedikit, sengaja berkata begitu.
Talia berdiri dari sofa dan melihat wajahnya berubah bentuk di dalam cermin yang tak jauh darinya.
"Nadine, kamu jangan bilang kamu pikir hanya karena cincin safir itu bisa membuktikan sesuatu, 'kan! Semua yang Kak Arvin lakukan buatku selama ini, kamu paling tahu! Kalau kamu nggak cerai, maka tiga tahun di mana kamu diabaikan, ditinggalkan, ditertawakan, semua itu akan kamu alami lagi dan lagi!"
"Talia, kamu jadi panik, ya." Nadine mengetuk meja dengan ujung jarinya sambil tersenyum tipis. "Dulu kamu pandai sekali berpura-pura. Nggak mungkin akan ngomong seperti ini sehingga akan meninggalkan cela

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link