Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 212

Mendengar kata-kata ini, aku langsung tersulut amarah. Kepalaku berdengung, sensasi pusing yang familier datang lagi. Aku mendengar Caroline berkata dengan marah, "Albert, kamu memang nggak punya malu! Kamu berani bilang ini adalah aset bersama suami istri? Padahal jelas-jelas uang itu disponsori oleh Vanesa sendiri! Kamu ... kamu benar-benar nggak tahu malu!" Aku hampir pingsan. Aku memanggil dengan lemah, "Caroline, aku ... " Caroline dengan cepat memapahku untuk duduk. Aku menenangkan pikiranku, lalu mendongak ke arah Albert. Aku tidak tahu apakah ini hanya ilusi pusingku atau bukan, tetapi aku melihat kekhawatiran yang melintas di mata Albert. Menyadari ada sesuatu yang aneh denganku, Jessy langsung berkata, "Nona Vanesa, jangan khawatir. Kita bisa bicara baik-baik." Aku berusaha menenangkan diri kegelisahanku, lalu berkata dengan perlahan, "Sebenarnya Pak Albert mau bagaimana?" Albert sempat ragu-ragu, tetapi dia segera kembali menjadi sosok pengusaha cerdik. Dia berkata dengan pe

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.