Bab 239
Meskipun Hendrik menyadari ada yang tidak beres, kebiasaannya yang selalu sombong membuatnya tak mungkin menunjukkan ketakutan di depanku.
Dia tersenyum sinis, lalu membalas, "Nona Vanesa, kenapa harus marah? Apa aku salah bicara?"
Sambil berkata demikian, tangannya mulai mencoba meraba ke arahku.
Suara keras terdengar. Minuman di tanganku langsung aku siramkan ke Hendrik.
Hendrik langsung basah kuyup karena siraman minumanku.
Dia berteriak, "Bajuku! Ini baru saja aku beli, harganya mencapai 120 juta!"
Lalu, dia melanjutkan raungan marahnya, "Vanesa, jangan sombong ... "
Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, sebuah kaki panjang yang kuat sudah lebih dulu menendangnya hingga jatuh tersungkur.
Hendrik berteriak kesakitan, sementara kaki panjang itu langsung menginjak punggungnya.
Orang-orang yang ada di ruangan mundur secara otomatis untuk memberi ruang.
Dalam cahaya temaram, aku bisa melihat Alken sedang duduk santai di atas meja kaca. Satu kakinya menginjak Hendrik, sementara dia s

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link