Bab 329
Ketika aku dan Austin masuk ke dalam mobil, aku masih sempat melihat Albert berdiri di pinggir jalan, menatap kami dengan tatapan yang dalam, mengantar kepergian kami.
Aku yang masih terkejut bertanya pada Austin, "Ada apa dengan kakakmu?"
Namun, Austin yang masih muda hanya terdiam, seolah-olah menanyakannya pun tidak akan ada gunanya.
Saat tiba di rumah, waktu sudah larut malam. Aku segera menyuruh Austin untuk membersihkan diri dan beristirahat.
Setelah seharian merasa kelelahan, aku langsung tertidur begitu kepalaku menyentuh bantal.
Namun, tidurku dipenuhi oleh mimpi-mimpi buruk.
Aku bermimpi diriku menangis tersedu-sedu, bertengkar, berdebat, dan berteriak dengan orang-orang di berbagai situasi.
Dalam mimpi itu, aku terus berlari, menangis, bahkan meronta-ronta seperti orang gila.
Hingga akhirnya, aku berdiri di tempat yang sangat tinggi, lalu melompat ke bawah. Tubuhku menghantam tanah dengan keras.
Darah mengalir deras dari bawah tubuhku. Aku melihat diriku dalam mimpi, seperti

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link