Bab 368
Rafael menggenggam tanganku erat, sedikit mengernyit, "Kenapa denganmu? Aku sudah cukup baik mau membawamu. Kalau nggak, kamu bahkan nggak akan diizinkan mendekati Vanesa."
Alken tercengang. "Kak ... Aku ... "
Belum selesai Alken bicara, Rafael sudah menarikku masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, aku bertanya penasaran, "Kenapa kamu begitu nggak suka Alken? Menurutku, dia orang yang baik."
Rafael mendorong kaca matanya, melirikku dan bertanya, "Oh? Baik? Bagian mana yang baik? Coba katakan."
Aku merasa bersalah di bawah tatapannya yang tajam.
Aneh sekali. Padahal tidak ada apa-apa, tapi kenapa tatapannya seperti seorang suami yang memeriksa istrinya yang berselingkuh?
Aku berpikir keras, tetapi tetap tak menemukan jawaban. Akhirnya, aku mengeluh, "Aku nggak tahu."
Rafael tiba-tiba tertawa lalu berkata, "Sudahlah, jangan terlalu sering membelanya. Intinya, kamu nggak boleh terlalu dekat dengannya."
Aku tiba-tiba tersadar. "Kamu ... Kamu cemburu pada adikmu sendiri?" tanyaku.
Rafael men

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link