Bab 420
Aku menatapnya dengan penuh rasa kesal dan bimbang dalam mengambil keputusan.
Rafael tetap santai, menatapku dengan ekspresi menunggu sambil menikmati posisinya yang menang.
Aku melirik es krim di tangannya yang hampir meleleh dan hatiku terasa seperti diremas-remas.
Sebenarnya, aku punya jatah harian untuk menikmati makanan manis.
Makan atau tidak?
Duh, benar-benar bikin dilema.
Akhirnya, aku menarik napas dalam-dalam dan membulatkan tekad, lalu mendekat padanya. Setelah memastikan sekeliling aman, aku dengan cepat mencondongkan tubuh dan mencium pipinya.
Selesai mencium, aku langsung menyambar mangkuk es krim itu dan menyuap satu sendok besar ke mulut.
Rafael menyentuh pipinya, memasang ekspresi tak puas dan berkata, "Nggak ada rasanya. Kayak digigit anjing saja."
Sambil menikmati es krim, aku mencibir, "Kalau aku anjing, kamu itu roti ayam."
Rafael dengan senyum penuh teka-teki mencubit pipiku pelan dan membalas, "Kamu yang roti ayam."
Kami mulai saling meledek dengan obrolan tidak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link