Bab 459
Aku melihat semua orang menatapku dengan cemas.
"Bukan, aku hanya terpikir Bibi akan ulang tahu. Bagaimana aku bisa hadir dalam kondisi seperti ini?" kataku sambil merasa canggung.
Semua orang menghela napas lega.
Rafael mengelus rambutku dan berkata, "Tenang saja, semua ini hanya luka luar. Paling nggak nanti bisa hadir dengan kursi roda."
Aku merasa sedih.
Hitung-hitung sudah kurang dari seminggu. Sepertinya aku harus pergi dengan perban dan duduk di kursi roda.
Hari-hari pemulihan terasa sangat membosankan. Untungnya sebagian besar hanya luka luar, terlihat menakutkan tetapi tidak fatal.
Pencegahan luka luar adalah mencegah infeksi. Rafael selalu menemaniku ketika ganti perban dan minum obat selama tiga hari pertama.
Aku melihat dia yang tinggi dan kurus terasa begitu canggung ketika berdiri sendirian di ruang perawatan.
Pada hari keempat, aku mulai menyuruhnya kembali bekerja ke perusahaan.
"Apa kamu nggak suka aku menemanimu?" tanya Rafael tidak senang.
Aku segera berkata, "Bukan

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link