Bab 474
Aku kembali berkata pada Caroline, "Saat ini, kita harus tenang dan mencari brosnya. Tidak ada yang lebih penting dari ini."
Mendengar ini, Caroline mulai berpikir keras bersamaku.
Caroline tiba-tiba berjalan ke arah toilet dan melihat ke dalamnya. Ketika aku mendekat ke toilet, aku melihat Caroline sudah mengacak-acak seluruh sisi toilet. Dia bahkan mengambil pel dan menggoyangnya.
Caroline kemudian berkata dengan putus asa, "Tidak ada, di mana bros itu disembunyikan?"
Ketika aku sedang berpikir keras, seseorang tiba-tiba masuk dari luar.
Saat ini, Novia tidak lagi menangis, bahkan terlihat senyuman di wajahnya.
Tatapan Rafael juga tetap terlihat tenang, berbeda dengan ekspresi Alken yang terlihat cemberut.
Polisi dengan sopan bertanya kepadaku, "Bu Vanesa, kami baru saja selesai menyelidiki Novia. Kami mungkin akan menanyakan beberapa pertanyaan padamu sekarang."
Aku hanya diam sambil menatap ke arah Novia.
Senyuman di wajah Novia seketika menghilang dan kembali terlihat cemas.
Dia k

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link