Bab 630
Bibi Atik merasa senang dan berkata, "Iya, seharusnya dari dulu seperti ini. Pak Rafael bekerja sangat keras, Nona Vanesa harus lebih memperhatikannya."
Aku jadi agak kurang senang mendengarnya.
Aku pun berkata, "Aku juga sangat bekerja keras. Kenapa harus peduli padanya?"
Bibi Atik tersenyum dan memukulku, lalu berkata dengan misterius, "Aduh, Nona Vanesa, kamu benar-benar bodoh. Pak Rafael sangat hebat, kamu pergi melihatnya dengan alasan mengantarkan makanan, di satu sisi meningkatkan perasaan, di sisi lain bisa menunjukkan posisimu. Hmm, masa harus Bibi yang bilang, sih."
Aku pun tersadar, lalu tersenyum dan meminta Bibi Atik untuk membungkuskan makanan untukku.
Kemudian, aku mengirim pesan kepada Rafael.
Tidak disangka, dia yang selalu sibuk langsung membalas: "Oke, terima kasih, Sayang! Aku bingung siang ini mau makan apa."
Sungguh manis, ternyata menjalin cinta yang saling mengejar itu sangat menyenangkan.
Ada respons, kesabaran, dan tidak ada pikiran lain.
Ini ya ini, itu ya it

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link