Bab 150 Grup Feriawan Memutuskan Memecat Kirana
"Aku menyukainya sudah lebih dari sepuluh tahun."
Surya tertegun sejenak oleh ucapan mendadak itu. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus menjawab apa.
Yansen juga tidak menjelaskan lebih jauh. Dia hanya menyalakan mobil dan meninggalkan rumah sakit.
Di belakang, Surya mendecakkan lidahnya. Setelah berpikir lama pun, dia hanya bisa menghela napas.
Perasaan memang benar-benar sesuatu yang sulit ditebak.
...
Di rumah Janna, Kirana hanya mendengarnya terus saja mengoceh di telinganya, tetapi sebenarnya tidak ada satu kata pun yang benar-benar masuk ke dalam kepalanya.
Pikirannya agak kacau, membuat seluruh dirinya berada dalam keadaan gelisah.
"Kamu dengar nggak aku bicara?" Janna menyenggolnya dengan siku.
Kirana kembali sadar. "Ah? Iya, dengar ... "
"Sebenarnya masalah ini di perusahaan sudah menimbulkan perdebatan besar. Menurutku, kamu jangan sia-siakan kesempatan ini. Kalau nggak, kita pegawai kecil yang suaranya lemah ini nggak mudah untuk menjatuhkan pohon besar seperti Wanda! Menurutk

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link